Sunday, June 22, 2008

Soto Kudus


Saya dulu paling benci kalau disuruh ibu makan soto... Apalagi kalau soto itu adalah Soto Kudus. Dulu, waktu saya kecil, setiap tahun kami selalu pergi ke kota Kudus, yang terletak di Jawa Tengah. Bukan karena kami berasal dari situ, tapi keluarga kami berhutang budi dengan salah satu orang yang kemampuan spiritual dan intelektualnya amat sangat terkenal di jawa tengah di abad lalu (no, dia bukan sunan Kudus). Jadilah, kami selalu mengunjungi makam sang pahlawan yang terletak di kota ini, yang sepertinya juga dikeramatkan oleh orang lokal dan orang-orang Jakarta yang punya ikatan khusus juga dengan si mbah.

Dan setiap kami singgah di kota ini, keluarga kami selalu menyempatkan diri makan soto di terminal bisnya. Dan gak ketulung-tulung, sekeluarga (termasuk keluarga besar) makan soto ini sampai nambah satu mangkok lagi, sedangkan saya dua sendok aja udah mau keluar semua isi perut. Gak tau kenapa, saya gak tahan dengan baunya yang menyengat itu. Trauma marisa deh pokoknya: langsung keluar keringat dingin, pusing-pusing, pengen muntah. Sepupu-sepupu saya banyak yang menyarankan saya menambahkan kecap ke dalam soto, agar lebih sedap, tapi emang saya dulu gak terlalu suka kecap (beda banget sama sekarang), ternyata menambahkan kecap ke soto manapun adalah ide buruk, karena menurut saya rasanya makin gak keru-keruan.

Untung sekitar umur 14 tahun, keluarga tidak pernah lagi mengajak saya pergi ke kota ini. Mungkin karena saya sudah cukup besar, dan sudah bisa memilih untuk tinggal di rumah aja. Tapi ibu sampai sekarang masih selalu menyempatkan diri untuk pergi ke kota Kudus sekali setiap tahunnya.

Kemaren, lagi liat-liat resep di eresep.com, liat ada banyak banget resep soto nusantara. Gak sengaja liat resep soto kudus. Pikiran saya melayang ke tanah air, dan memori-memori saya yang gak lagi terlalu banyak terhadap kota kudus ini mencuat di dalam kepala. Dari mana ya bau menyengat soto kudus itu, karena kalau lihat bahan-bahannya kok sepertinya ya standar-standar aja, gak neko-neko.

Saya baru-baru ini juga baca kalau Kudus itu banyak sekali ragam makanan khasnya, jadi kalau singgah ke kota ini, sempatkan diri untuk berpetualang makanan. Berhubung saya udah gak benci lagi sama soto, maka saya menyempatkan diri untuk membuat soto ini. Dan pada akhirnya, saya berkesimpulan... soto kudus benar-benar menggoda iman!!! Kalau tahun ini saya ke Jawa, mudah-mudahan saya sempet mengunjungi kota ini dan bernostalgia lagi, dan merasakan soto ini asli di kotanya, tanpa merasa sakit kepala keringat dingin segala.

Saya bikin soto, agak beda dengan resep aslinya, tapi baunya sama kok dengan soto kudus asli. Iyalah, saya tidak akan pernah melupakan bau khas soto kudus, walaupun mungkin orang lain akan merasa kalau bau soto kudus ya biasa saja, bener deh, baunya yang khas mampu membangkitkan sedikit memory tentang terminal bis kota kudus yang ramai!

Bahan

Bumbu halus:
  • 4 bawang merah (besar)
  • 1 sdt jahe bubuk
  • 1 sdt bubuk biji ketumbar
  • 0.5 sdt kunyit
  • 2 sdt serai bubuk (bisa diganti dengan satu batang serai sesungguhnya, digeprak)

Bahan lain:
  • bawang putih diiris halus
  • 100 gr dada ayam rebus
  • 1 batang daun bawang
  • 750 ml air (sisa rebusan ayam)
  • bawang merah
  • jeruk nipis
  • daun seledri (saya gak pakai, karena gak punya)
  • minyak goreng
  • kecap manis
  • daun jeruk
Cara:
  1. Ayam rebus digoreng dalam minyak banyak hingga kering, biarkan dingin, kemudian suwir-suwir.
  2. Tumis bumbu halus dan bawang putih, kemudian beri air, masak sekitar 10 menit.
  3. Masukkan irisan daun bawang. Masak sekitar satu menit, angkat dari api.
  4. Dalam mangkok, hidangkan suwiran ayam, tuangkan kuah soto di atasnya.
  5. Taburkan bawang goreng di atasnya, perasan jeruk nipis, kecap manis bila suka, hidangkan sebagai teman makan nasi (saya makan pakai buras, enak juga).


Share:

Related Posts:

4 comments:

Anonymous said...

salut gw jek kayaknya skill masak lo tambah advance aja...!

sparklingcosmic said...

Yah, maklum Ne, gue demen masak.. dan makin lama makin sok perfectionist dan makin penasaran sama masakan2 lain..

Anonymous said...

Haaaiii??? aku dari Kudus Lho Mba..
seneng rasanya denger mba..sering kekudus meski sekarang gak ya??

btw.. sudah pernah ke Gunung Muria Mba??disana ada Monthel nya(air terjun)bagus..lho rejenuh dll..pasti dah nyobain juga sotonya pak denuh ya???

sparklingcosmic said...

wah mbak..maaf banget saya buta tentang kudus sebetulnya, cuman tau kuburan si mbah, jenang kudus sama pabrik djarum, hehehe...
thank ya atas infonya. Kemaren pulang juga gak sempet ke kudus sedih banget. Nanti kalau pulang laen kali, harus wajib kudu ke kudus :) biar liat monthel dan gunung muria serta makanan lain2nya!! :)
Terimasih atas infonya! :)